I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 15 Oktober 2010

Nasehat JIbril pada Nabi MUhammad

‘Isy Maa Syi’ta Fainnaka mayyitun, Wa’ mal maa syi’ta fainnaka majziyyun bihi, Wahbib maa syi’ta fainnaka mufaariquhu. Wa’lam annna syarofal mukmini qiyaamuhuu billaili wa izzahuu istighnaauhu ‘aninnaasi
(Hiduplah sesukamu, (tapi ingat) sesungguhnya kamu akan mati. Berbuatlah sesukamu, ((tapi ingat), sesungguhnya kamu akan dibalas (sesuai amalmu). Cintailah apa yang kau cintai sesuka hatimu (tapi ingat), sesungguhnya kamu akan meninggalkannya. Dan ketahuilah kemuliaan seorang mukmin adalah sholatnya di malam hari dan kejayaannya adalah ketidak tergantungannya kepada manusia.
Islam mengajarkan agar ummatnya hidup mandiri dan tidak memelas apalagi jadi beban orang lain. Islam mengajarkan agar kita menjaga harga diri, martabat kita lebih-lebih martabat agama. Islampun mengajarkan agar umatnya hidup dalam kemuliaan dan meraih kemenangan.
Banyak orang yang ingin meraih kemuliaan dan kemenangan. Namun, sayangnya banyak yang keliru menempuh jalannya. Ada yang ingin mulia dan terhormat lha kok pergi ke mbah dukun minta jampi-jampi, atau pergi ke paranormal minta agar diramalkan nasibnya. Selain itu, juga masih banyak yang keliru memahami apa itu kemuliaan dan kemenangan yang sebenarnya. Banyak yang beranggapan kemuliaan ya identik dengan kekayaan, kedudukan dan ketenaran. Banyak yang menganggap kemenangan adalah kekuasaan dan sanjungan. Lha, kalau arti kemuliaan dan kemenangan saja masih belum , apalagi cara meraihnya.

Kemuliaan yang hakiki adalah kemuliaan dalam pandangan Allah SWT. Dan ukurannya bukan dalam penampilan dhohir, seperti kecantikan atau kegagahan. Namun, ukuranya adalah tingkat ketaqwaannya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Hujurat ayat 13: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa”.

Namun, selain memperhatikan pentingnya nilai ketakwaan kita dalam hubungan kepada Allah, kitapun masih perlu memperhatikan etika, nilai dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, bagaimanapun kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa lari dari sesama. Nah, dalam bermasyarakat tentu juga ada nilai-nilai kemuliaan dan kemenangan seseorang, termasuk yang paling utama adalah kemandirian, tidak ngerepoti orang lain.

Mengambil hikmah dan kandungan hadits di atas, paling tidak ada tiga langkah utama agar mampu meraih kemuliaan dan kemenangan.

Mentalitas yang Bagus dan Tidak Nuruti Nafsu
Untuk mendapatkan kemuliaan dan kemenangan harus melalui langkah-langkah yang benar. Pertama mentalitas kita harus dibangun sebaik mungkin. Membangun mentalitas, tentu tidak lepas dari pengendalian diri dan nafsu. Oleh karena itu, kita harus betul-betul mampu menahan dan mengendalikann nafsu. Karena orang yang nuruti nafsunya dia akan hina dan rendah dalam pandangan manusia, lebih-lebih dalam pandangan Allah.

Sebagai contoh, orang yang nuruti nafsunya, bolak balik menikah, atau bolak balik nikah cerai lama kelamaan akan dicibir atau digunjing oleh masyarakat. Orang yang nuruti nasfunya berlagak sombong, keminter atau sok jagoan juga akan dijauhi bahkan dibenci masyarakat. Orang yang nuruti nafsunya, lalu minum-minuman keras semaunya, teler di jalanan dengan tampang yang awut-awutan sambil sempoyongan tentu akan menjadi hina. Di masyarakat saja tidak dihargai apalagi di hadapan Allah. Orang yang nuruti nafsunya sehingga wani korupsi uang rakyat, ngemplng hak rakyat miskin, mengkhianati amanah yang diberikan rakyat lama kelamaan juga akan jatuh hina. Bahkan orang yang nuruti nafsunya denagn cara makan sepuasnya tanpa memperhatikan kesehatan, juga akan mengalami sakit dan kalau sudah sakit tentu akan rugi sendiri. Jadi syarat pertama kalau ingin mulia dan meraih kemenangan adalah tidak nuruti nafsu.

Menguatkan Hubungan dengan Allah
Kedua, untuk mendapat kemuliaan kita harus dekat kepada Allah. Dan diantara salah satu jalan yang paling utama adalah qiyamullail (sholat malam). Malam hari adalah waktu yang istimewa lebih-lebih sepertiga akhirnya. Pada saat itu, kita sangat dianjurekan untuk bangun malam lalu bersujud dan bermunajat kepada Allah SWT. Nah, untuk bisa qiyamullail, kitapun harus awali dengan mengekang nafsu, sebab kalau sudah nuruti nafsu ya nggak bisa bangun tidur. Kalau sudah kena hangatnya selimut, mata jadi sulit melek, badan jadi aras-arasan bangun. Kalau orang sudah bisa mengarahkan nafsunya, maka dia akan mampu sholat malam. Dia akan mampu mengekang nafsunya untuk menahan kantuk atau nikmatnya tidur dalam hangatnya selimut untuk menghadap Allah dan berbisik dengan untaian kalimat dzikir serta panjatan do’a.

Kalau seseorang sudah begitu kuat hubungannya kepada Allah, ketergantungan dan keyakinannya pada Allah, maka dia sudah punya modal kuat untuk meraih kemuliaan dan kemenangan. Sebaliknya kalau orang yang tidak punya hubungan kuat dengan Allah, sebanyak apapun usaha dan modalnya dia tidak akan berhasil. Meskipun nampaknya berhasil, tapi keberhasilan itu semu dan suatu saat akan hancur. Bisa jadi dia di dunia dia sudah jatuh, atau nanti di akhirat kelak.

Ketiga, Adalah Mandiri.
Sebagai pribadi maupun sebagai umat kita semestinya bisa mandiri dalam arti tidak menggantungkan pada orang lain (istighnaauhu ’aninnaasi). Kemandirian yang perlu dibangun perlu diterapkan dalam berbadagi bidang. Pertama memelas atau meminta minta bantuan orang lain. Orang sepintar apapun tapi kalau masih tidak mandiri belum dikatakan menang. Seorang lelaki seganteng apapun tapi kalau untuk makan saja masih ndompleng orang tuanya ya belum dikatakan menang dan mulia. Islam mengajarkan umat agar berusaha untuk mandiri. Kalaupun tidak bisa membantu orang lain, paling tidak jangan ngeriwuki (membebani) orang lain.

Dari Abi Dzar Jundub bin Junadah ia berkata, “Saya matur kepada Rasulullah: “Apakah amal yang paling utama”, Beliau bersabda: “Iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya”. Aku bertanya lagi: “Hamba sahaya apakah yang paling utama”, beliau bersabda: “Yang paling baik dan besar harganya”. Aku bertanya: “Kalau saya tidak mampu berbuat seperti itu”, beliau bersabda: “Engkau membantu orang dengan bekerja”. Aku bertanya, “Ya Rasulallah apakah pendapatmu jika saya tidak mampu berbuat (bekerja), beliau bersabda: “Jagalah dirimu untuk berbuat buruk kepada manusia, karena itu termasuk sedekah darimu untukmu” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam Hadits yang lain disebutkan: Jika seseorang diantara kalian mengambil tali kemudian ia membawa kayu bakar dengan talinya itu di punggungnya lalu dijual, Allah menjaga kehormatannya itu. Dan itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak” (HR. Bukhari Muslim)

Para ulama juga harus berusaha untuk mandiri, tidak mengemis atau mengekor pada pemerintah. Sebab, kalau masih mengemis pada pemerintah, akan merasa kesulitan atau paling tidak sungkan ketika akan mengoreksi atau mengkritik pemerintah.

Selain kemandirian ekonomi, kitapun harus menjaga kemandirian idiologi dan pemikiran. Kita harus betul-betul yakin bahwa idiologi, ajaran dan pemikiran kita adalah yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Oleh karenna itu kita jangan latah mengikuti atau makmum pada idiologi, ajaran dan pemikiran orang lain. Apalagi yang bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits.

Kalau ummat Islam, ikut-ikutan idiologi dan ajaran orang-orang di luar Islam, maka akan hina. Kita nanti dianggap lemah dan tidak punya pegangan hidup, kalau sudah begini maka mereka akan gampang menghancurkan Islam.

Alhasil, kita harus berusaha menggapai kemuliaan, mulia di sisi Allah dan juga mulia dalam pandangan manusia.

KISAH BERPISAHNYA RUH DARI JASAD

Dalam sebuah hadist dari Aisyah RA., dikisahkan ketika Aisyah RA. sedang duduk bersila di dalam rumah, tiba-tiba Rasulullah S.A.W datang lalu masuk sambil mengucap salam. Dia segera bangun karena dia menghormati dan memuliakannya. Rasulullah bersabda, "Duduklah di tempat duduk, tidak usahlah berdiri, wahai Ummul Mukminin." Kemudian Rasulullah duduk sambil meletakkan kepalanya di pangkuannya, lalu beliau berbaring dan tertidur.

Kemudian Aisyah RA. menghilangkan uban pada janggut Rasulullah, dan didapati 19 rambut yang sudah putih. Maka terfikirlah dalam hatinya dan berkata, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka dia menangis sehingga mengalir air matanya jatuh menetes pada wajah Rasulullah.

Rasulullah terbangun dari tidur seraya bertanya, "Apakah sebabnya sehingga engkau menangis wahai Ummul Mukminin?" Aisyah RA. menceritakan ungkapan hatinya. Kemudian Rasulullah bertanya, "Bagaimana kejadian yang luar biasa bagi mayat?" Aisyah RA. berkata, "Tunjukkan wahai Rasulullah!"

Rasulullah berkata, "Engkau saja yang katakan!,"

Jawab Aisyah RA. : "Tidak ada keadaan yang lebih luar biasa bagi mayat ketika keluarnya mayat dari rumahnya di mana anak-anaknya sama-sama bersedih hati di belakangnya. Mereka semua berkata, "Aduhai ayah, aduhai ibu! Ayahnya pula mengatakan: "Aduhai anak!"

Rasulullah bertanya lagi: "Itu juga luar biasa. Terus, apa lagi yang luar biasanya lebih dari itu?"

Jawab Aisyah RA. : "Tidak ada hal yang lebih luar biasa daripada mayat ketika ia diletakkan ke dalam liang lahat dan ditimbuni tanah ke atasnya. Kaum kerabat semuanya kembali. Begitu pula dengan anak-anak dan yang disayanginya semuanya kembali, mereka menyerahkan kepada Allah berserta dengan segala amal perbuatannya." Rasulullah S.A.W bertanya lagi, "Adakah lagi yang lebih luar biasa daripada itu?"

Jawab Aisyah, "Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih tahu."

Maka bersabda Rasulullah: "Wahai Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat ialah ketika orang yang memandikan masuk ke rumahnya untuk memandikannya. Maka keluarlah cincin di masa remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari badannya. Bagi para pemimpin dan fuqaha, juga melepaskan sorban dan mahkota dari kepalanya untuk dimandikan.

Di kala itu ruhnya memanggil, ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh mahluk mendengar kecuali jin dan manusia yang tidak mendengar. Maka berkata ruh, "Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu karena Allah, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan sebab di saat ini aku sedang istirahat dari kesakitan sakaratul maut." Dan apabila air disiram maka akan berkata mayat, "Wahai orang yang memandikan akan ruh Allah, janganlah engkau menyiram air dalam keadaan yang panas dan janganlah pula dalam keadaan sejuk karena tubuhku terbakar ketika lepasnya ruh," Dan jika mereka memandikan, maka berkata ruh: "Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya ruh."

Apabila telah selesai dari dimandikan dan diletakkan pada kafan serta tempat kedua telapaknya sudah diikat, maka mayat memanggil, "Wahai orang yang memandikanku, janganlah engkau kuat-kuatkan dalam mengafani kepalaku sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan keluargaku sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku dipisahkan dari mereka dan aku tidak akan dapat berjumpa lagi sehingga hari kiamat."

Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, maka mayat akan menyeru, "Demi Allah, wahai jamaahku, aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda, maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, janganlah menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan segala yang kucintai dan aku tidak lagi akan kembali untuk selama-lamanya."

Apabila mayat diletakkan ke dalam keranda, maka berkata lagi mayat, "Demi Allah, wahai jamaahku, janganlah kamu percepatkan aku sehingga aku mendengar suara ahliku, anak-anakku dan kaum keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah hari perpisahanku dengan mereka sehingga hari kiamat."

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un...

Rabu, 09 Juni 2010

Teriakan bertalu-talu timbul dari seorang wanita usia muda .. Disusul kemudian lengkingan suara remaja putri yang berteriak dengan suara yang .. Semuanya menuntut dengan suara yang satu dan permintaan yang sama: “Di manakah kebahagiaan dan kesenangan itu? Di manakah ketenangan jiwa dan ketetapan hati itu?” Kami terbawa oleh kesedihan dan tertimpa gundah gulana .. Tidur tak nyenyak disebabkan oleh banyaknya dosa yang menyelimuti langit-langit hati kami. Kami dikelilingi oleh syahwat yang membara, dan layar-layar TV membangkitakn rangsangan seks kami .. Sementara setitik iman masih tersisa dalam hati kami memanggil kalian .. Tolonglah kami!!

Ukhti Muslimah !! Kita hidup pada zaman di mana sarana informasi beraneka ragam banyaknya. Duniapun menyuarakan peradaban materi yang memenuhi tempat-tempat hiburan dan kesenangan .. Menjauhkan kebahagiaan dan mendekatkan kesengsaraan.

Di tengah-tengah lautan ganas dengan ombak yang menggulung itu seorang muslim merasa takut fitnah mengenai dirinya disebabkan oleh tersebarnya Syubuhat (hal-hal remang) dan banyaknya syahwat hawa nafsu.

aang

Rasulullah SAW bersabda:

((إنَّ بَيْنَ أيْدِيكُمْ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا، وَيُمْسِي كَافِرًا ، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا))

“Sesunggunya di hadapan kalian akan banyak fitnah bagaikan malam gelap gulita, seseorang menjadi mu’min di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, menjadi mu’min di sore hari dan menjadi kafir di pagi hari.” [H.R. Abu Daud]

Karena keinginan yang tinggi terhadap surga yang seluas langit dan bumi dan karena ketakutan tergelincir dalam kubang kehancuran, maka teguklah air sungai yang jernih dan memancarkan cahaya dari firman Allah dan sabda Rasul-Nya SAW, itu akan menghilangkan kebengisan, melepaskan cengkraman setan dan merobek tirai yang dipercantik oleh maksiat. Rahmat Allah –Azza wa Jalla- akan menggapaimu untuk menyelamatkanmu dari siksaan yang pedih dan menjagamu dari kejatuhan ke dalam salah satu pintu di antara pintu-pintu kehancuran dan kebinasaan.

Ukhti Muslimah !! Di antara bahaya terbesar yang mengancam seorang wanita muslimah adalah pengaruh nafsu seks dan terbukanya pintu syahwat di hadapan dan dalam gapaian mereka. Disebabkan oleh permulaan-permulaan yang dianggap remeh, tetapi bisa menggelincirkannya ke dalam perbuatan zina yang diharamkan itu.

Iman Ahmad -Rahimahullah- berkata: “Saya tidak tahu adanya dosa besar setelah bunuh diri melebihi perbuatan zina.”

Allah –Azza wa Jalla- dan Rasul-Nya telah mengharamkan perbuatan zina karena kejinya perbuatan ini dan jeleknya sarana pengantarnya. Allah –Azza wa Jalla- melarang mendekati sarana dan penyebab zina karena itu adalah langkah awal sebelum terperosok ke dalamnya. Allah Ta’ala berfirman:

}وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَى إنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً{

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)

Perbuatan zina termasuk dosa besar setelah syirik dan pembunuhan, dan termasuk …. , kekejian yang membinasakan dan kejahatan yang mematikan. Rasulullah SAW bersabda:

((مَا مِنْ ذَنْبٍ بَعْدَ الشِّرْكِ أعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ نُطْفَةٍ وَضَعَهَا رَجُلٌ فِي رَحِمٍ لاَ يَحِلُّ لَهُ))

“Tidaklah suatu dosa setelah syirik yang lebih besar di sisi Allah dari setetes air mani yang diletakkan seorang lelaki pada rahim yang tidak dihalalkan baginya.”

Dalam hadits Muttafaqun ‘Alaihi:

((لاَيَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ))

“Tidaklah seorang penzina ketika berzina, sementara dia beriman.”

Keharamannya dipertegas lagi oleh Allah –Azza wa Jalla- dalam firman-Nya:

}وَالَّذِينَ لاَ يَدْعُونَ مَعَ اللهِ إلَهًا ءَاخَرَ وَلاَ يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إلاَّ بِالحَقِّ وَلاَ يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أثَامًا يُضَاعَفْ لَهُ العَذَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا إلاَّ مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَحِيمًا{

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan dosa(nya) (yaitu) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholeh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Furqon: 68-70)

Dalam ayat ini Allah –Azza wa Jalla- menggandengkan perbuatan zina dengan perbuatan syirik dan bunuh diri, serta menjadikan hukuman itu semua berupa kekalan di dalam azab yang berlipat-lipat. Selama seorang hamba belum mengangkat penyebabnya berupa taubat, iman dan amal sholeh.

Allah –Azza wa Jalla- mensyaratkan keberuntungan dan keselamatan seorang hamba dengan menjaga kemaluan agar tidak tergelincir pada perbuatan zina. Dan tidak ada jalan menuju ke keselamatan kecuali dengan meninggalkannya. Allah –Azza wa Jalla- berfirman:

}قَدْ أفْلَحَ المُؤْمِنُونَ{ -إلى قَوْلِهِ- }وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إلاَّ عَلَى أزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ{

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman –hingga ayat- Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (Q.S. Al-Mu’minun: 1-6)

Ukhti Muslimah !! Zina itu kehinaan yang akan menghancurkan bangunan yang megah, menundukkan kepala yang tinggi, menghitamkan wajah yang putih dan membisukan lisan yang tajam. Dan itu adalah kehinaan yang paling sanggup menanggalkan baju kehormatan bagaimanapun luasnya. Dan juga merupakan kotoran hitam yang bila menimpa suatu keluarga, maka akan menutupi lebaran-lembaran kehidupannya yang putih dan pandangan matapun tidak melihat sesuatu kecuali yang hitam dan jelek.

alloh

Hukuman Zina

Allah SWT mengkhususkan perbuatan zina dengan tiga hukuman:

1. Dibunuh dengan bentuk pembunuhan yang jelek dan siksaan yang keras.

2. Allah melarang hamba-hamba-Nya merasa kasihan dan sayang kepada pelaku zina.

3. Allah memerintahkan agar hukuman tersebut disaksikan oleh kaum mu’minin, dan itu dilakukan agar lebih sampai kepada tujuan dan hikmah ditegakkannya hukuman ini.

Adapun hukumannya di dunia, adalah dengan menegakkan hukuman bagi pelaku zina baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah berupa rajam dengan lemparan batu hingga meninggal agar seluruh anggota tubuhnya merasakan siksaan itu sebagai hukuman bagi keduanya. Keduanya dilempar dengan batu sebagai gambaran bahwa mereka telah menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya dirajam dengan menggunakan batu-batu dari bangunan yang telah mereka hancurkan itu. Bila keduanya belum berkeluarga, maka mereka dicambuk sebanyak 100 kali dengan cambukan yang paling keras dan dibuang dari negeri asalnya selama satu tahun.

Di antara hukuman zina adalah seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW:

((تُفْتَحُ أبْوَابُ السَّمَاءِ نِصْفَ اللَّيْلِ فَيُنَادِي مُنَادٍ : هَلْ مِنْ دَاعٍ فَيُسْتَجَابُ لَهُ ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى ؟ هَلْ مِنْ مَكْرُوبٍ فَيُفَرَّجُ عَنْهُ؟ فَلاَ يَبْقَى مُسْلِمٌ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ إلاَّ اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ إلاَّ زَانِيَةً تَسْعَى بِفَرْجِهَا))

“Pintu-pintu surga akan dibuka pada pertengahan malam lalu, lalu ada yang menyeru: “Adakah orang yang memohon lalu permohonannya dikabulkan? Adakah orang yang meminta lalu permintaannya dipenuhi? Adakah orang yang tertimpa sesuatu yang jelek lalu dibebaskan darinya? Maka tidak ada seorang muslimpun yang memohon dengan suatu permohonan kecuali dikabulkan oleh Allah, kecuali wanita penzina yang menjual kehormatannya.” [H.R. Ahmad dan Tabarani dengan sanad hasan]

Dan di antara akibat tersebarnya perbuatan zina yang keji ini adalah timbulnya berbagai macam penyakit, sebagaimana disinyalir dalam hadits:

((لَمْ تَظْهَرِ الفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إلاَّ فَشَى فِيهِمِ الطَّاعُونَ وَالأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أسْلاَفِهِمْ الَّذِينَ مَضَوا))

“Tidaklah nampak suatu perbuatan fahisah (zina) pada suatu kaum hingga mereka mengumumkannya kecuali mereka akan ditimpa penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada orang-orang dulu sebelum mereka.” [H.R. Ibnu Majah]

Dan hal itu dapat disaksikan sekarang ini pada umat-umat yang membiarkan dan membolehkan perbuatan kotor ini.

Abdullah bin Mas’ud berkata: “Tidaklah nampak suatu riba dan zina pada suatu negeri kecuali Allah akan menghancurkan mereka.”

Dan di antara akibat perbuatan zina ini adalah seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits Ru’yah:

((… فَانْطَلَقْنَا إلَى ثَقَبٍ مِثْلَ التَّنُّورِ أعْلاَهُ ضَيِّقٌ وَأسْفَلَهُ وَاسِعٌ يُتَوَقَّدُ نَارًا ، فَإذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أنْ يَخْرُجُوا فَإذَا خَمِدَتْ رَجَعُوا فِيهَا ، وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ ؟ قَالاَ لِي : هَؤُلاَءِ هُمُ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي)) وَجَاءَ فِي الحَدِيثِ أيضًا : ((أنَّ مَنْ زَنَى بِامْرَأَةٍ كَانَ عَلَيهِ وَعَلَيْهَا فِي القَبْرِ نِصْفَ عَذَابِ هَذِهِ الأُمَّةِ))

“Maka kamipun menuju ke suatu lobang, seperti tungku yang atasannya sempit dan bawahannya luas lalu dinyalakan api. Bila mendekat maka mereka akan terangkat hingga hampir saja mereka terlempar keluar, dan bila apinya redup maka mereka kembali turun. Di dalamnya terdapat golongan laki-laki dan perempuan yang telanjang, maka saya bertanya: “Siapa mereka? Keduanya menjawab: “Mereka itu adalah tukang zina laki-laki dan perempuan.” Dan di dalam hadits pula terdapat: “Sesungguhnya seorang laki-aki yang berzina dengan seorang wanita, maka bagi keduanya di dalam kubur akan disiksa seperdua siksaan umat ini.”

Di antara hukuman zina adalah: pelakunya mengumpulkan segala jenis kejelekan seperti; kekurangan agama, tidak punya wara’ (usaha menghindari dosa), tidak punya sopan santun, tidak punya ghirah (rasa cemburu). Jadi kita tidak akan menemukan seorang penzina yang memiliki wara’, menepati janji, kejujuran dalam perkataan, menjaga ikatan persahabatan dan tidak memiliki ghirah yang penuh terhadap keluarganya.

Di antara akibat zina adalah: wajah yang hitam dan kelam, hati yang gelap karena cahayanya yang hilang, jiwa yang penuh dengan kesedihan, kegundahan, dan jauh dari dari ketenangan. Umur yang pendek, berkah yang dicabut dan kefakiran yang akan menimpanya. Dalam salah satu atsar disebutkan:

(إنَّ اللهَ مُهْلِكُ الطُّغَاةِ وَمُفَقِّرُ الزُّنَاةِ)

“Sesungguhnya Allah membinasakan para thaghut dan menfakirkan para pelaku zina.”

Di antara akibat lain dari zina adalah: pelakunya tidak lagi menyandang nama baik sebagai orang yang mulia, orang yang baik-baik dan orang yang adil, sebaliknya akan menyandang nama jelek sebagai orang yang fasik, penzina dan sebagai pengkhianat. Keseraman yang meliputi wajahnya, kesempitan dan penyakit hati yang ia derita.

Dan di antara akibat zina yang paling besar adalah Su’ul Khotimah (akhir hidup yang jelek). Ibnul Qoyyim berkata:

“Bila anda melihat keadaan sebagian besar orang yang dzakaratul maut, maka anda akan melihat adanya halangan antara dia dan husnul khotimah, sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan jelek yang pernah mereka lakukan.”

Ukhti Muslimah !! Hati-hatilah! Jangan memberanikan diri untuk melakukan maksiat baik yang kecil maupun yang besar. Wanita-wanita Arab Jahiliyah dulu sangat membenci zina dan tidak redha menimpa orang-orang merdeka. Ketika Rasulullah SAW membaiat mereka untuk tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak mencuri dan tidak berzina. Hindun binti ‘Utbah berkata dengan penuh keheranan: “Apakah ada seorang wanita merdeka yang berzina wahai Rasulullah!

Dalam salah satu pribahasa Arab mengatakan: “Seorang wanita merdeka meninggal dan tidak makan dari usaha menjual diri”

Ukhti Muslimah !! Ingatlah! Bahwa Allah melihatmu, maka janganlah melanggar perintah-Nya dan terperosok ke dalam apa yang Ia murkai.

keluarga ideologis

Jalan keselamatan

Ukhti Muslimah !! Semoga Allah menjagamu dan menghiasimu dengan taqwa! Laluilah jalan keselamatan! Bangkitlah dari tidurmu ! Jauhilah apa yang dapat menggiringmu kepada kehancuran dan membawamu kehinaan. Di antara jalan keselamatan adalah sebagai berikut:

1. Tidak berdua-duaan dengan laki-laki lain yang bukan muhrim selamanya, baik di rumah, di mobil, di toko, di pesawat dan sebagainya. Jadilah satu umat yang taat kepada Allah –Azza wa Jalla- dan Rasul-Nya. Maka janganlah dengan mudah melanggar perintah keduanya. Rasulullah SAW bersabda:

((مَا خَلاَ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إلاَّ كَانَ الشَّيْطَانُ ثَالِثُهُمَا))

“Tidaklah seorang laki-laki yang berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiga itu adalah setan.”

2. Tidak terlalu sering keluar ke pasar sebatas kemampuan dan beribadah kepada Allah dengan tetap tinggal di rumah, dengan mengikuti perintah Allah –Azza wa Jalla-:

}وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ{

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu” (Q.S.Al-Ahzab:33)

Abdullah ibnu Mas’ud berkata:

(مَا قَرُبَتِ المَرْأَةُ إلَى اللهِ بِأعْظَمِ مِنْ قُعُودِهَا فِي بَيْتِهَا)

“Tidak ada taqorub seorang wanita kepada Allah melebihi tinggalnya di rumah.”

Dan ketika keluar hendaklah bersama muhrimmu atau wanita yang dapat dipercaya dari keluargamu. Dan janganlah merendahkan suara dan berlemah lembut dalam bertutur kata dengan penjual. Tidak apa anda rugi beberapa rupiah dari pada kerugian menimpa agama anda. Naudzu Billah.

3. Hindarilah Tabarruj (berhias diri dengan make up) dan Sufur (tidak menutup aurat) ketika keluar rumah, karena itu menyebabkan fitnah dan menarik perhatian. Rasulullah SAW bersabda :

((صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ)) وَذَكَرَ مِنْهُمَا ((نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيلاَتٌ..))

“Ada dua golongan penghuni neraka –dan disebutkan salah satu di antaranya- wanita yang berpakaian tapi telanjang dan berjalan miring sambil berlenggak-lenggok.”

Dan pakaian yang paling dianjurkan adalah memakai ‘abaya atau aba`a yang sederhana (pakaian tipis berwarna hitam yang menutupi seluruh tubuh), meutup kedua tangan dan kaki, serta tidak menggunakan cadar (yang hanya menampakkan kedua mata, tetapi justru harus yang menutupi seluruh wajah termasuk kedua mata) dan menjauhi penggunaan wangi-wangian. Hendaklah anda mencontoh Ummahatul Mu’minin dan Shohabiyat (wanita-wanita sahabat Rasul), bila keluar rumah mereka itu bagaikan burung bangau yang memakai pakaian hitam, tidak sesuatupun dari tubuh mereka.

4. Hindarilah wahai Ukhti Muslimah membaca majalah-majalah yang merusak dan menonton film-film forno, karena itu akan membangkitkan nafsu seks dan meremehkan perbuatan keji dengan menamakannya “cinta dan persahabatan” dan menampakkan perbuatan zina dengan menamakannya “hubungan kasih sayang yang matang antara seorang laki-laki dan wanita”. Janganlah merusak rumahmu, hatimu dan akalmu dengan hubungan-hubungan yang diharamkan.

5. Allah –Azza wa Jalla- berfirman:

}وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الحَدِيثِ لِيُضِلَّ عِنْ سَبِيلِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ{

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (Q.S. Lukman: 6)

Maka hindarilah mendengarkan lagu-lagu dan musik, hiasilah pendengaranmu dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, rutinlah membaca dzikir dan istighfar, perbanyaklah dzikrul maut (ingat mati) dan Muhasabtun Nafsi (evaluasi diri). Ketahuilah bahwa ketika anda maksiat kepada Allah –Azza wa Jalla- maka sesungguhnya anda maksiat kepada-Nya dengan nikmat yang Ia berikan kepadamu, maka hati-hatilah jangan sampai nikmat itu dicabut dari diri anda.

6. Takutlah kepada Yang Maha Tinggi, Maha Kuasa dan Maha Mengetahui apa-apa yang tersembunyi. Ini adalah rasa takut yang paling tinggi yang menjauhkan seseorang dari perbuatan maksiat. Anggaplah bahwa suatu ketika anda tergelincir pada seperseribu perbuatan zina. Maka bagaimana jika seandainya hal itu diketahui oleh bapakmu, ibumu, saudara-saudaramu, kerabatmu atau suamimu? Dalam pandangan dan buah bibir mereka ketika anda meninggal menganggap anda sebagai seorang pezina? Naudzu Billahi min Dzalik.

7. Hendaklah anda memiliki teman sholehah yang menolong dan membantu anda, karena manusia itu lemah sementara setan siap menerkamnya di mana saja. Hindarilah teman yang jelek, karena ia akan datang kepada anda bagaikan seorang pencuri yang masuk secara sembunyi mencari kesempatan hingga ia menggelincirkanmu pada sesuatu yang diharamkan. Ingatlah paman nabi SAW, ia adalah lelaki tua dan memiliki akal yang lurus, tetapi walaupun demikian karena adanya teman yang jelek yaitu Abu Jahal yang hadir di sampingnya ketika wafat menjadi penyebab meninggalnya beliau dalam keadaan syirik.

8. Perbanyaklah berdoa, karena nabi umat ini termasuk orang yang senantiasa membaca doa dan banyak istighfar.

9. Janganlah hendaknya suatu waktu itu berlalu kecuali anda membaca Al-Qur’an. Berusahalah menghafal apa yang mudah dari Al-Qur’an. Kalau anda memiliki semangat yang tinggi maka bergabunglah dengan kelompok Tahfidzul Qur’an khusus wanita, karena jika diri anda tidak disibukkan dengan ketaatan dan ibadah maka ia akan disibukkan oleh kebatilan.

10. Sesungguhnya apa yang kalian cari dalam hubungan-hubungan yang diharamkan untuk mengisi waktu atau memenuhi rasa kasih sayang pada hakekatnya adalah akibat dari kekosongan rohani dan hati serta kesempitan dada yang bersumber dari jauhnya seseorang dari taat dan ibadah. Allah –Azza wa Jalla- berfirman:

}وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا{

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (Q.S. Thaha: 124)

11. Ingatlah bahwa anda akan meninggalkan dunia ini dengan lembaran-lembaran yang anda tulis sepanjang hari-hari kehidupan anda, bila lembara-lembaran itu penuh dengan ketaatan dan ibadah, maka bergembiralah. Dan bila sebaliknya maka segeralah bertaubat sebelum meninggal. Karena hari kiamat itu adalah hari penyesalan. Allah berfirman:

}وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الحَسْرَةِ{

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan.” (Q.S. Maryam: 39)

Yaitu hari dibukanya (segala hal yang tersembunyi) dan lembaran-lembaran yang beterbangan. Hari di mana seorang ibu yang menyusui melupakan anaknya yang sedang ia susui. Ingatlah wahai Ukhti Muslimah! hari di mana anda berbaring di dalam kubur sendirian.

12. Ukhti Muslimah! Telepon telah menjerumuskan banyak wanita, maka janganlah menjadi salah seorang di antara mereka. Bila anda diuji oleh seekor serigala berwajah manusia dan anda telah memulai hubungan yang diharamkan dengannya, maka hendaklah segera memutuskan hubungan itu sebelum berlanjut. Dan ketahuilah bahwa Allah memberikan anda jalan keluar dan keselamatan dari padanya.

13. Ingatlah! Wahai yang mencari kebahagiaan dan berusaha menuju surga, bahwa itu semua dalam rangka taat kepada Allah dan menjalani perintah-perintah-Nya.

}مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيوةً طَيِّبَةً{

“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (Q.S. An-Nahl: 97)

Ingatlah bahwa meninggalkan maksiat lebih ringan dari pada meminta taubat. Saya mengingatkan anda dengan hadits Rasulullah SAW:

((إذَا صَامَتِ المَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أيِّ أبْوَابِ الجَنَّةِ شَاءَتْ))

“Bila seorang wanita sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya maka ia akan memasuki pintu-pintu surga mana saja yang ia kehendaki.”

Semoga Allah memberimu petunjuk yang dapat memberikan petunjuk kepada orng lain, menjadikanmu wanita mulia, bertakwa dan suci, menghiasi dirimu dengan iman dan menjadikanmu wanita sholehah dan taat serta termasuk orang-orang yang diseru nanti pada peristiwa yang besar itu:

(ادْخُلُوا الجَنَّةَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلاَ أنْتُمْ تَحْزَنُونَ{

“Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.” (Q.S. Al-A’raaf: 49)

kaligrafi2